Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
CISDI: Cukai minuman berpemanis berpotensi tekan kasus baru diabetes
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 06:01:30【Kabar Kuliner】623 orang sudah membaca
PerkenalanWarga berbelanja minuman manis di salah satu supermarket Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1

Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyangakan cukai dan label peringatan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dapat menjadi langkah efektif menekan kasus baru diabetes dan kematian akibat penyakit ngak menular tersebut.
Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani dalam diskusi di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa studi yang dilakukan CISDI pada 2024 memperlihatkan bahwa penerapan cukai MBDK berpotensi mencegah 3,1 juta kasus baru diabetes tipe 2 dan 455.310 kematian akibat penyakit tersebut.
"Kemudian kalau dari sisi ekonomi, biasanya dalam kesehatan akan menghitung dari Disability-Adjusted Life Year (DALY) atau sebenarnya berapa tahun-tahun yang hilang karena dia ngak produktif. Kalau dikonversi secara ekonomi, dengan kita bisa mencegah kematian dan kasus, Indonesia itu bisa menghemat sekitar Rp40,6 triliun kalau ada kebijakan cukai MBDK," tutur Nida.
Tidak hanya cukai terhadap MBDK, pihaknya juga merekomendasikan mewajibkan penggunaan label peringatan yang terbukti efektif untuk mendorong masyarakat memilih produk dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang lebih rendah.
Baca juga: CISDI: Konsumsi minuman berpemanis dapat bebani anggaran kesehatan
Secara khusus, dia menyoroti label depan kemasan di Indonesia masih bersifat sukarela dan ngak konsisten di seluruh industri. Tanpa standar yang wajib, produsen bisa memanipulasi desain, dengan baru 12 persen Indonesia membaca tabel nutrisi menurut survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
"Yang kami lihat bahwa level peringatan itu yang paling bisa menurunkan konsumsi produk yang ngak sehat, karena approach-nya beda dengan nutri-level," tuturnya.
Label peringatan itu, kata dia, akan membantu konsumen untuk mengetahui zat negatif yang harus dikurangi seperti gula, garam, dan lemak.
BPOM sebelumnya berencana mewajibkan pencantuman nutri-leveldi kemasan produk olahan yang terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemak.
Baca juga: Pemerintah bahas skema cukai MBDK, CISDI usul kenaikan harga 20 persen
Sementara untuk penerapan cukai MBDK rencananya akan diterapkan pemerintah tahun depan, dengan besaran tarif cukai masih akan didiskusikan antara pemerintah dan DPR RI.
Suka(317)
Sebelumnya: MU diimbangi Nottingham Forest 2
Selanjutnya: Hidung Sering Berair (Meler)? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Artikel Terkait
- Guru SDN di Boalemo Gorontalo ungkap tantangan hadapi siswa dalam MBG
- 8 ragam kuliner khas Halloween dari berbagai negara dan tradisinya
- Polres Cianjur duga kebakaran berasal dari truk tangki BBM
- Solar subsidi denyutkan nadi nelayan Indramayu untuk menjemput rezeki
- Vokasi Unhas dan Pemkot Makassar perkuat ekosistem pangan halal
- Seluruh siswa Saptosari DIY sehat kembali usai keluhan hidangan MBG
- Perempuan salah satu pilar keberhasilan Program MBG
- Wakapolri soroti pentingnya inovasi menu selera anak di SPPG Polri
- Bupati Banyumas: Gebyar Pendidikan Non
- Segera Hadir, Terobosan Pengukuran Warna: HunterLab Agera L2
Resep Populer
Rekomendasi

Pemprov Lampung efektifkan program nasional sejahterakan masyarakat

BNN: Target Indonesia Emas sulit tercapai jika narkoba ngak ditangani

TNI AD siapkan ribuan hektare lahan perkuat pasokan bahan pangan MBG

Resep minuman yang dapat dicoba untuk mengatasi sembelit

IDAI serukan pemetaan dampak perubahan lingkungan bagi kesehatan anak

Wakil Ketua DPRD Bogor salurkan bantuan untuk korban longsor Bondongan

Bertemu Presiden Korsel Lee, Prabowo puji K

Sudinsos Jaksel bagikan bantuan makanan untuk penyintas banjir